publiklampung.com -- Program pemberian makanan bergizi gratis yang diluncurkan oleh pemerintah menarik perhatian publik. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak sekolah, dengan menyediakan makanan sehat secara cuma-cuma. Namun, program ini mendapat sorotan karena tidak menyertakan susu dalam menu yang disajikan.
Menurut pejabat terkait, keputusan untuk tidak menyertakan susu didasarkan pada berbagai pertimbangan, termasuk alergi laktosa yang umum terjadi pada sebagian anak serta kebijakan diversifikasi sumber gizi. Sebagai pengganti susu, program ini menambahkan bahan pangan lain yang kaya kalsium, seperti tahu, tempe, ikan, dan sayuran hijau.
Meski demikian, sejumlah pihak mempertanyakan kebijakan tersebut, mengingat susu sering dianggap sebagai komponen penting dalam pertumbuhan anak-anak. Para ahli gizi menyebut bahwa susu memang sumber nutrisi yang baik, tetapi bukan satu-satunya. Mereka mendukung pendekatan alternatif selama kebutuhan gizi terpenuhi.
Pemerintah menegaskan bahwa program ini tetap mengutamakan keseimbangan gizi dengan menu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak-anak. Evaluasi dan penyesuaian menu akan terus dilakukan berdasarkan masukan masyarakat dan hasil pemantauan di lapangan.
Program ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak dan mendorong kebiasaan makan sehat sejak dini. Meski ada pro dan kontra, banyak orang tua mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah positif dalam memperhatikan kesehatan generasi muda.
0 comments:
Post a Comment