Bandar Lampung - publiklampung.com -- Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) kembali terungkap di Provinsi Lampung. Kasus TPPO ini ditemukan Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Lampung yang mengungkap dua kasus sekaligus.
Kejahatan pertama dilakukan tersangka TN (38) yang merekrut korban RKY warga Bandar Lampung untuk menjadi TKI ilegal di Malaysia.
Kasus kedua dilakukan oleh dua orang yang diketahui bernama SA (37) dan JS (36). Keduanya mengajak warga Tanggamus untuk bekerja sebagai TKI, khususnya FD, AF, dan SA.
AKBP Rahmad Hidayat, Kasubdit Penmas Polda Lampung, mengatakan, meski para tersangka tidak menggunakan jaringan yang sama, namun cara operasinya sama.
"Modusnya adalah mudahnya akses menjadi pekerja migran dan iming-iming gaji yang tinggi jika bersedia bekerja di luar negeri," kata dia saat mengekspos kasus ini, Senin (10/6/2024).
Menurut Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Lampung, terdapat ribuan pekerja migran yang bekerja di luar negeri tanpa dokumen yang lengkap.
Gimbar Ombai Helawarnana, Kepala BP2MI Lampung, memperkirakan data resmi pekerja migran asal Lampung akan mencapai 21.500 pada tahun 2023. Pekerja migran ilegal diperkirakan mencapai 30 persen dari total tersebut.
"Tapi yang tidak resmi tidak terdata, jadi tidak bisa diperkirakan berapa jumlahnya," kata Gimbar.
Ia mengklaim, para perekrut gelap ini menyasar sejumlah kantong PMI di berbagai kabupaten di Lampung.
"Sindikat ini bergerak di kantung PMI, memengaruhi bisa mengubah nasib dengan penghasilan tinggi di luar negeri," katanya.
Gimbar menyebutkan, kabupaten besar yang diketahui menjadi pusat pengiriman pekerja migran ilegal adalah Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Tanggamus.
0 comments:
Post a Comment