Bandar Lampung - publiklampung.com -- Selamat malam sahabat semua. Bagaimana kabarnya malam ini ? Semoga kebahagiaan selalu menemani istirahat malam kita. Malam ini, seusai magrib dan makan malam, saya kembali dikagetkan dengan sajian kue di atas meja. “Wow mantap nih bun, ada kue putu”, ujarku kepada sang pujaan hati. “Tadi mampir beli putu dan getuk lindri”, timpalnya.
Hari ini kita cerita kue putu dulu ya gaes, besok baru cerita getuk lindri ya. Biasa kita kasih pantun dulu ya gaes.
"Menerima tamu di teras depan
Tamu dijamu dengan kue putu
Apa guna wajahmu tampan
kalau lupa sholat lima waktu"
Ya gaes malam ini kita akan cerita tentang kue putu bambu, bukan kue putu ayu.
Kue Putu Bambu adalah sebuah kue klasik dan jajanan yang cukup terkenal sejak puluhan tahun lalu. Kue ini sangat disukai banyak orang karena rasanya yang gurih manis. Ketika masih kanak-kanak dan tinggal di DePasKo (Depan Pasar Koga), hampir setiap malam pedagang kue putu lewat di depan rumah. Pedagang kue ini, kalau lewat depan rumah, mudah sekali dikenali karena ciri khas bunyinya. Saat itu kue putu dijajakan oleh pedagang pikulan saat malam tiba. Kue putu diuapkan dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang agak sedikit dipadatkan. Makanya kue ini dikenal dengan nama kue putu bambu. Ketika keliling, biasanya si mamang tukang Putu akan memasangkan seperti peluit yang ketika tertiup uap air dan mengeluarkan bunyi peluit yang cukup keras, seperti bunyi panci presto gitu lo he he he. Suara khas yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi dan penanda bagi pedagang yang berjualan.
Kue putu biasanya fresh dan dibuat langsung saat kita memesannya. Jadi biasanya kita harus menunggu beberapa saat, hingga kue ini masak. Wow, kue putu yang panas ini aduhai nikmatnya. Cara memasaknya juga unik dan menarik, bukan dikukus atau dibakar, tetapi diuapkan. Anda memang harus sedikit sabar ya gaes, menunggu kue ini masak, apalagi kalau pas banyak yang pesan.
Untuk diketahui, kue Putu adalah jenis kue tradisional dengan isian gula merah dibalut tepung beras butiran kasar dan parutan kelapa. Saat ini memang kita sudah agak sulit menemukan pedagang kue putu keliling alias pedagang pikulan. Namun demikian, bagi sahabat yang kangen dengan kue yang satu inu, ente bisa membelinya di depan Alfa Mart Jl. Ki Maja, pada sore hari.
Kue putu umumnya berwarna putih dan hijau. He he he dengan segala keunikan rasa dan teksturnya, kue putu memang pantas disukai banyak orang. Bayangkan, ketika ente menggigit kue Putu yang panas alias baru matang, maka di dalam mulut ente akan disambut dengan aliran gula merah yang mengalir. Gula merah yang mencair ini akan menerobos hingga ke dinding kerongkongan dan menyebarkan rasa nikmat yang luar biasa dan menyebar merata. Wow, cairan panas manis yang mengalir ditambah harum pandan akan menghadirkan sensasi kenikmatan tersendiri.
Warna hijau pada kue putu biasanya berasal daun suji atau daun pandan (Kalau ente mau daun ini , silahkan hubungi saya ya. kebetulan saya punya banyak pohonnya di belakang rumah). Jadi ente jangan heran kalau saat menikmati kue putu ada aroma harum daun pandan.
Jika bro-sis ingin menikmati kue putu inj, ana rekomendasikan sambil ditemani dengan teh hangat atau kopi hangat tanpa gula. Apalagi sambil memandang rembulan malam di halaman Nuwono Tasya. Ahay, matei bangek no !, Jadi siapa yang mau, ayo cepat daftar ? Jangan kerja terus, nanti cepat kaya, nggak enak sama yang lain.
Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD
Dosen Unila dan Tukang tulis
0 comments:
Post a Comment