Bandar Lampung - publiklampung.com -- Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Indonesia, ingin negaranya mengekspor beras pada tahun 2026. Ia ingin mengubah petani tradisional menjadi petani modern untuk mencapai tujuan ini.
Pernyataan tersebut disampaikannya pada Rabu, 20 Desember 2023 saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lampung Tengah di Provinsi Lampung.
Ia mengklaim bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah mencapai target swasembada pangan sebanyak tiga kali, dan Amran memiliki tujuan yang lebih besar lagi—yaitu mengubah negaranya menjadi eksportir beras global.
"Kami datang ke Lampung memberikan bantuan benih bibit untuk petani secara gratis, itu adalah insentif dampak El Nino. Harapannya nanti di 2024 produksi meningkatkan kembali, moga-moga 2024-2026 kita kembali swasembada bahkan mimpi kita ekspor, karena kalau swasembada sudah biasa, di era pak Jokowi 3 kali kita swasembada 2017, 2019, 2020. Ke depan, mimpi kita adalah ekspor bukan lagi swasembada," kata dia kepada wartawan, Rabu (20/12/2023).
Amran menyatakan benih dan peralatan pertanian akan disuplai pihaknya kepada para petani.
"Kita sudah lihat langsung sekarang sudah masuk musim tanam, kami memberikan bantuan benih bibit alat mesin pertanian. Insya Allah di 2024 kita akan tambah benih ke petani-petani kita di seluruh Indonesia atas izin bapak Presiden. Kami sudah izin ke beliau," ujarnya.
Amran menjelaskan, salah satu hal penting dalam mentransformasikan Indonesia menjadi eksportir beras global adalah mentransformasikan petani tradisional menjadi petani modern.
"Kata kunci kalau negara mau maju di sektor pertanian adalah transportasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Contoh, tanam tadi kalau satu hektare itu kita dengan manual membutuhkan 25 orang tapi kalau dengan alat tanam tadi itu hanya dikerjakan 1 orang, bayangkan 25 banding 1, artinya biaya turun. Kemudian alat panen, dulu satu hektare itu bisa 25 - 30 orang, sekarang hanya 2 orang dengan menggunakan alat panen," tutur Amran.
Ia menjelaskan, pengurangan biaya produksi sebesar 50% merupakan tujuan utama transformasi modernisasi sektor pertanian.
"Jadi tujuannya adalah transformasi pertanian tradisional ke modern, untuk menekan biaya produksi sampai 50%, minimal 40%. Kemudian meningkatkan produktivitas bisa 2 kali lipat, kemudian menghilangkan losses yang justru bisa kita ambil," tandasnya.
Pemerintah pusat telah mengalokasikan total bantuan sebesar Rp181,5 miliar untuk sektor pertanian Provinsi Lampung hingga tahun 2023.
0 comments:
Post a Comment