Bandar Lampung - publiklampung.com -- Meskipun Provinsi Lampung memiliki potensi ekspor yang besar, namun pengembangan produk tetap diperlukan untuk memastikan bahwa provinsi tersebut mengirimkan lebih dari sekedar bahan mentah.
Kepala Balai Karantina Pertanian Provinsi Lampung, Donni Muksydayan mengatakan potensi ekspor saat ini sangat tinggi berdasarkan permintaan dari luar negeri terhadap komoditas lokal.
"Potensi komoditas lain di Lampung ini banyak sekali contohnya tapioka ekspornya sangat tinggi, beberapa waktu lalu juga ada ekspor olahan keripik dari talas, pisang dan singkong ke Kanada dan China permintaannya ada juga," ujar Donni, Minggu 5 November 2023.
Ia menginformasikan, bahwa pada setiap proses ekspor tersebut dibeberapa negara tujuan menerapkan sertifikat jaminan terhadap olahan produk pertanian atau perkebunan bebas dari kuman dan penyakit sebagai standar.
"Kalau Kanada minta phytosanitary certificate (jaminan bahwa produk pertanian atau perkebunan yang di ekspor tersebut bebas dari kuman dan penyakit) dan China juga artinya olahan pisang talas singkong menarik untuk dikembangkan sebagai bentuk added value," ungkapnya.
Untuk pengembangan produk itu menurutnya di Lampung telah dimulai di Kabupaten Tanggamus, yaitu ekspor olahan biji kopi sehingga bukan biji kopi mentah yang di ekspor.
"Bahkan di Tanggamus sudah ada ekspor roastbean kopi jadi bukan biji mentah, ini ekspor rutin jalan ekspor perdananya baru bulan lalu terakhir 250 kg ini produk roasting harapannya seperti ini harus dikembangkan jadi tidak terpaku ekspor biji kopi mentah saja," kata dia.
Selain itu juga, komoditas rempah-rempah di lampung memiliki potensi ekspor yang sama permintaan dari luar cukup tinggi. Meskipun saat ini belum begitu banyak di Lampung, pihaknya menyarankan agar standar ekspor dapat dipenuhi oleh para petani.
"Cabai Jawa untuk rempah-rempah ini permintaan pasar Eropa timur cukup banyak harganya cukup tinggi, ini seperti jamu dimusim dingin permintaan sudah banyak. Ekspor baru 20 ton masih sedikit nanti masih persiapan permasalahan juga ini standar yang bisa di penuhi oleh petani," ujar dia.
0 comments:
Post a Comment