Bandar Lampung - publiklampung.com -- Kegiatan dialog Perempuan Cerdas dan Kaderisasi Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh DPC GMNI kota Bandar Lampung, telah dilaksanakan pada hari Minggu s.d Rabu tanggal 19 s.d 22 November 2023 di Rumah Kebangsaan Jl. Sultan Agung Perum Puri Maerakca Blok DD No. 16 Kel Way halim belakang Masjid Ad'dua dengan peserta lk 20 orang dan penanggung jawab Sdr. Ikhwan.
DPC GMNI Kota Bandar Lampung menyelenggarakan kegiatan Dialog Perempuan Cerdas dan Kader Tingkat Dasar yang berlangsung pada Minggu hingga Rabu, 19 s/d 22 November 2023, bertempat di Rumah Kebangsaan Jl. Sultan Agung Perum Puri Maerakca Blok DD No. 16 Kel Way Halim, belakang Masjid Ad'dua. Acara ini diikuti oleh 20 orang peserta LK, dan penanggung jawabnya adalah Saudara Ikhwan.
Dalam kegiatan tersebut membawa tema "Perempuan Cerdas Pelaku Demokrasi Pembangunan yang berkualitas" dan Mahaernisme Era Komersialisasi Digital dan Demokarsi Post Fruth".
Tujuan utama KTD adalah untuk mengembangkan anggota GMNI menjadi kader berpengetahuan yang berdedikasi pada Marhaenisme sebagai cara berpikir baik dalam ranah sosial maupun privat. Oleh karena itu, KTD berfungsi sebagai proses indoktrinasi untuk mengubah mentalitas dan cara berpikir mereka menjadi lebih progresif-revolusioner dan berkepribadian untuk menjadi kader ideologi yang siap berjuang atas nama organisasi dan ideologi, ”ujarnya.
Proses KTD lebih menekankan pada membantu taruna mengembangkan pengetahuan filosofisnya sehingga dapat berbicara tentang Marhaenisme secara ringkas dan jelas, bukan hanya sekedar tekstual dan tidak lengkap. Calon kader diharapkan mampu menjalankan tugas perjuangan secara konsisten, mulai dari pola perilaku sehari-hari hingga proses berpikir, dengan pemahaman yang kuat terhadap ideologi dan keyakinan terhadap ideologi tersebut.
Respon kami terhadap Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Kota Bandar Lampung adalah kegiatan analisis sosial itu sendiri yang bertujuan untuk melatih kader-kader kami dalam menjembatani aspirasi para pekerja, supir angkot, pedagang pasar, dan nelayan, serta meluasnya prostitusi seksual yang diakibatkannya. Perkembangan pasar digital saat ini diyakini membuat penduduk kota sendiri belum sejahtera.
0 comments:
Post a Comment