Bandar Lampung - publiklampung.com -- Kopi bubuk Sinar Baru Cap Bola Dunia menjadi ikon nan autentik bagi pelancong pecinta kopi yang datang ke Lampung. Kemasan dan rasa kopi robusta olahan bisnis keluarga Sukianto ini tidak berubah selama lebih dari 112 tahun.
Keautentikan inilah yang menjadi ciri khas dan selalu diingat oleh konsumen langganan. Kemasan berupa kertas kopi warna cokelat dan diikat seutas tali rafia warna merah.
Pengelola Kopi bubuk Sinar Baru cap Bola Dunia, Lucas mengatakan kemasan tersebut digunakan sejak 1930-an. "Kemasannya sama, yang berubah hanya sekarang ada logo dan pemutakhiran seperti barcode. Tapi dahulu memang seperti itu kemasannya," kata Lucas saat ditemui, Kamis (12/10/2023).
Lucas menceritakan sebenarnya brand awalnya bukan Kopi bubuk Sinar Baru, melainkan "Njit Sin Hoa". Merek ini digunakan saat kakek buyutnya mulai merintis berjualan kopi di Lampung pada 1911.
Menurut Lucas, leluhurnya adalah warga Tionghoa yang datang dari wilayah Moyan di Tiongkok pada 1907. "Singkatnya, kakek buyut saya dahulu berjualan kopi secara keliling menggunakan sepeda onthel di seputaran Teluk Betung sekitar tahun 1911-an," kata Lucas yang merupakan generasi keempat.
Ketika itu kopi dijual secara ketengan berkeliling. Saat ada pembeli kopi ditakar di tempat lalu dikemas menggunakan kertas berbentuk kerucut seperti kacang rebus. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, merek "Njit Sin Hoa" diganti dengan nama "Sinar Baru". Lucas mengatakan saat itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk merek dagang harus berbahasa Indonesia.
"Sebenarnya Sinar Baru ini terjemahan dari Njit Sin Hoa. Namun, untuk logo susah menerjemahkan Sinar Baru seperti apa, jadi dipilih bola dunia yang sebenarnya alat penggoreng kopi," katanya.
Di tengah kemajuan teknik pengolahan kopi, kemasan awal Kopi Sinar Baru ini tetap dipertahankan. "Yang lama kita beri jenis Classic Jadoel. Ini mulai dari pengolahan menggunakan mesin lama, kemasan dibuat secara manual," kata dia.
Bertahan mempertahankan kualitas Dunia perkopian saat ini makin membuat banyaknya varian kopi. Mulai dari tingkat kematangan (roasting) sampai cara penyajian. Namun, tetap ada satu benang merah yang menjadi pedoman bagi Kopi Sinar Baru untuk terus bertahan.
"Kita pentingkan kualitas. Kopi kita dari dahulu memang dark (matang sempurna), ini ciri khas kita," kata dia.
Lucas pun tidak memungkiri penggemar kopi makin beragam. Dan untuk itu, kini Kopi Sinar Baru mencoba menyajikan medium roasting. "Selera konsumen kan beda-beda, kita coba di kisaran 80 persen roasting," kata dia.
Selain itu, Kopi Sinar Baru juga menyediakan biji kopi matang bagi penggemar yang lebih menyukai menggiling sendiri. "Kopi kita terkenal agak kasar teksturnya, karena itu ada juga varian yang halus sampai premium," kata Lucas.
0 comments:
Post a Comment