Jakarta Utara - publiklampung.com -- Penyebab kematian kucing di Sunter, Jakarta Utara hingga kini masih belum dapat dipastikan. Dilaporkan, kucing-kucing itu sempat mengeluarkan cairan berupa urine pada kelaminnya dan kejang-kejang sebelum mati secara mendadak.
Meski penyebab pasti dari kematian mendadak puluhan kucing ini belum diketahui, dokter hewan Muhammad Iqbal menyampaikan dua dugaan penyebabnya.
"Kalau misalnya mati mendadak dengan jumlah yang banyak di satu tempat, ini bisa jadi kemungkinannya yang pertama itu keracunan zat kimia atau dengan sengaja diracun,"
Iqbal menjelaskan bahwa racun dapat melumpuhkan sistem saraf serta merusak sendi dan otot kucing. Hal ini bisa membuat pembuluh darah menyempit sehingga menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen. Pada akhirnya, kondisi ini bisa memicu kematian.
Selain keracunan, lanjut Iqbal, penyebab lain yang bisa membuat kucing mati mendadak adalah paparan virus pada kucing yang sering terjadi, seperti Feline panleukopenia virus, Feline calici virus, ataupun feline infectious peritonitis (FIP) yang disebabkan virus corona.
Namun, ia menyebut bahwa kemungkinan virus bisa menyebabkan kematian mendadak pada kucing terbilang kecil.
"Virus ini punya masa inkubasi. Ini adalah masa atau waktu di mana virus masuk ke dalam tubuh menimbulkan gejala, kemudian sakit sampai meninggal. Ada waktunya dia, dan biasanya tidak terjadi secara massal," imbuh dokter yang juga tergabung dalam Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) ini lebih lanjut.
Menurut dia, penularannya mungkin bisa terjadi dekat dengan ruang lingkup yang sama. Namun kemungkinannya kucing di satu daerah meninggal tidak terjadi secara massal dan terjadi satu per satu.
"Karena reaksi dan respons imun tubuh di individual kucing berbeda-beda, jadi kemungkinan meninggalnya bareng-bareng itu kecil," ucapnya.
Ditambah lagi, kasus FIP di Indonesia sangat jarang menyebabkan kucing mati mendadak, sebagaimana yang juga terjadi di Siprus pada ratusan ribu kucing.
"Sangat tidak ada dan jarang banget ada laporan kucing mati mendadak secara massal karena FIP di Indonesia, belum ada. Kemungkinannya kecil banget kalau karena FIP," jelas Iqbal.
Sebagai dokter hewan, Iqbal telah menelaah dan menduga penyebab terjadinya kasus kematian mendadak puluhan kucing di Sunter adalah keracunan. Menurutnya, keracunan pada kucing bisa terjadi melalui makanan yang mengandung senyawa toksik.
Dugaan keracunan ini juga didapat berdasarkan gejala yang muncul pada kucing.
"Jadi dia makan sesuatu yang mengandung zat racun kimia. Untuk mengetahui jenis racun itu, kita harus nekropsi (autopsi untuk hewan), jadi bedah hewan yang sudah meninggal. Kita bisa tahu dari kerusakan organnya untuk menentukan dia jenis racun yang masuk apa," pungkas Iqbal.
Editor : Anisa Bela
Reporter : Helmi Ragil
Released © publiklampung.com
0 comments:
Post a Comment