Bandar Lampung - publiklampung.com -- Lebih dari 2.000 jemaah mengalami heat stress akibat cuaca panas saat ibadah haji. Heat stress adalah penyakit yang timbul karena tekanan panas, mulai dari berkeringat terlalu banyak hingga pusing bahkan pingsan.
Pejabat Saudi mengonfirmasi itu dan mengatakan suhu melonjak hingga 48 derajat Celsiun pada Kamis (29/6) selama ibadah. Mereka mengatakan sekitar 1.700 kasus imbas cuaca panas tercatat hanya pada Kamis (29/6).
"Jumlah kasus heat stress akibat panas sejak awal hari ini telah mencapai 1.721," kata Kementerian Kesehatan Saudi seperti diberitakan AFP.
Angka itu di luar 287 kasus yang dilaporkan sebelumnya. Sehingga total hingga 28 Juni mencapai 2.008 kasus.
Mereka tidak memberikan angka korban tewas akibat cuaca ekstrem tersebut. Namun, berdasarkan pengumuman banyak negara lain yang tak mendetailkan sumber, sedikitnya 30 orang meninggal dunia.
Peziarah tertua Iran tahun ini, berusia 114 tahun, meninggal karena serangan jantung, kata kantor berita Fars sekaligus melaporkan 10 kematian Iran.
Delapan orang Aljazair dan empat orang Maroko meninggal, kata para pejabat, sementara outlet media pro-pemerintah Mesir mengatakan delapan peziarah dari negara itu telah meninggal dunia.
Di sisi lain, ratusan orang juga dikabarkan dirawat karena masalah jantung, termasuk seorang pria Filipina berusia 78 tahun yang menjalani operasi jantung di Mekkah, kata Kementerian Kesehatan.
Jumlah kasus sebenarnya akibat cuaca ekstrem, termasuk sengatan panas, kelelahan, kram, dan ruam, diprediksi jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah karena banyak penderita tidak dirawat di rumah sakit atau klinik.
Ibadah sambil berjuang di tengah cuaca panas di sana kerap terjadi terutama setelah salat berjamaah di luar ruangan di Gunung Arafat. Cuaca ekstrem di sana disebut membuat ponsel sampai mati karena terlalu panas dan tempat teduh sulit ditemukan.
Ibaada haji memiliki sejarah malapetaka mematikan termasuk penyerbuan dan serangan militan. Namun, tantangan utama tahun ini datang dari suhu ekstrem.
Kerajaan Saudi mengirim ribuan paramedis dan mendirikan rumah sakit lapangan untuk mengatasi risiko tersebut. Terlebih lagi, ibadah haji 2023 menjadi yang terbesar sejak 2,5 juta pengunjung datang pada pra-Covid 2019.
0 comments:
Post a Comment