Bandarlampung - publiklampung.com -- Busana tradisional Lampung selalu identik dengan warna gemerlap, khususnya warna emas, hal ini dapat dilihat dari berbagai aksesorinya yang amat menonjolkan sentuhan warna emas, seperti siger, gelang kano, gelang bukhung, dan tanggai. Selain itu, sentuhan warna emas juga dapat ditemukan dalam produk tekstil tradisional Lampung. Salah satu di antaranya adalah kain tapis, yang kini menjadi produk tekstil unggulan provinsi ini.
Dengan keindahan motif dan kemegahan benang emas yang dipakai membuat tapis Lampung menjadi kain yang bernilai ekonomi tinggi.
Salah seorang pengusaha di bidang tapis di Bandarlampung, Novita Ria, berhasil membangun kemandirian ekonominya dengan berperan serta melestarikan budaya daerah.
Bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar melalui pemberdayaan perempuan, Novita juga membangun konsep kemitraan dimana mitra tersebut bekerjasama dengan para pengrajin dari Bandarlampung, Pesawaran, Pringsewu, dan Tanggamus.
Selain itu, untuk wilayah Bandarlampung, Novita juga mendirikan pembinaan kepada para calon pengrajin yang belum bisa menyulam tapis.
Alyn Tapis kain Lampung & Souvenir, merupakan hasil produksi dari para pengrajin kreatif di Bandarlampung. Gerai yang beralamat di Jalan Pagar Alam No.23/171, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung, ini memiliki berbagai produk dengan berbahan dasar tapis dengan hasil desain yang khas.
Memiliki produk berupa kain tapis, dompet, tas, selempang, peci, outer, jilbab, dan juga kaos gerai ini menggunakan konsep fashion etnik, dan cinderamata khas Lampung dengan berbagai varian jenis tapis, diantaranya sulam usus, celugam, dan juga madurawo.
Novita menyatakan jika Produk dari Alyn Tapis ini memiliki daya tarik yang khas.
"Kita selalu mengeluarkan desain-desain baru, sehingga sebagian besar produk Alyn Tapis ini tidak bisa ditemukan di tempat lain, walaupun biasanya ketika ada produk yg terlihat laku dipasaran, muncul produk-produk lain yg serupa dengan desain kami, contohnya pouch bulat, peci satu baris, dan lain-lain. Itu desain awal dari kami, toh sekarang sudah banyak yang membuat dan menjual produk serupa, tapi ya gak apa-apa sih, itu menunjukkan penerimaan masyarakat terhadap produk-produk khas daerah cukup tinggi. Jadi harus sering-sering membuat inovasi baru." Ujarnya, Selasa (26/1).
Produk-produk yang tersedia di gerai Alyn Tapis ini dibandrol dengan harga mulai sembilan ribu hingga enam juta rupiah. Harga paling tinggi didapatkan dari kain tapis yang di tenun dengan menggunakan benang asli.
Novita juga menjabarkan jika produk tapis dari Alyn Tapis ini memiliki motif khas tersendiri.
"Untuk produk kain, motif utama biasanya jungsarat mata kibau yang dipadu dengan motif-motif lain. Untuk produk turunan, motif menyesuaikan dengan varian produk. Lalu karena saat ini lebih banyak penjualan online, dimana Customer hanya melihat gambar, kita menggunakan motif yang umum dan mudah diproduksi ulang seperti unik atau ketik, sasap, tajuk atau pucuk rebung," katanya
Selain dipasarkan secara offline, Alyn Tapis juga melayani pemesanan luar kota melalui Instagram dan marketplace. Pemesanan via website dapat diakses melalui alyntapis.jstore.co. Namun, hanya terdapat sebagian kecil produk yang berhasil diupload kedalam website tersebut.
Untuk menunjang marketing online, saat ini Alyn Tapis baru saja membangun website baru dengan nama alyntapis.com yang diperkirakan sudah bisa dioperasikan bulan Februari kelak.
Dalam wawancaranya, Novita berharap agar generasi muda dapat melestarikan budaya lokal.
"Harapannya, masyarakat khususnya generasi muda/milenial Lampung memiliki kebanggaan ketika menggunakan produk yg memiliki ciri khas daerah, untuk itu Alyn Tapis juga mengkonsep beberapa produk dengan konsep kekinian, dengan tetap memberikan sentuhan etnik daerah, seperti topi, kaos, dompet dan lain-lain.
Selain itu juga kami kerap melakukan kerja sama deng beberapa instansi, untuk mengenal kan kain tapis, proses penyulaman, pengolahan produk dan lain-lain agar masyarakat khususnya generasi muda memiliki wawasan dan kecintaan terhadap budaya lokal," ujarnya
"Kami jg kerap menerima kunjungan dari beberapa instansi yg berwisata rombongan ke Lampung, dan berkunjung ke Alyn Tapis, untuk melihat dan praktek langsung sulam tapis," tutupnya.
Editor : Ikol Mokoagow
Reporter : Dyah Ayu
Released © publiklampung.com
1047x Dibaca
0 comments:
Post a Comment