Dr. Arie Setya Putra, S.Kom.,M.T.I
Wakil Rektor III Bidang Kerjasama, Alumni dan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Mitra Indonesia.
publiklampung.com - Keberadaan Perguruan Tinggi memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing bangsa, di dalam perkembangannya perlu dipahami juga jika keberadaan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) khususnya dihadapkan pada kondisi persaingan sebagaimana entitas bisnis pada umumnya. Kondisi tersebut memaksa salah satu mekanisme PTS dalam menghadapi persaingan tersebut adalah dengan menampilkan keunggulan serta keunikan maupun sumberdaya yang dimiliki.
PTS akan menghadapi berbagai tantangan besar yang perlu di respons dengan cermat, globalisasi ekonomi dan revolusi teknologi informasi merupakan dua kekuatan besar yang sangat mempengaruhi dunia penguruan tinggi Indonesia. Sebagai lembaga sosial yang secara tradisional bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi adalah lembaga yang paling merasakan tuntutan sosial untuk perubahan global tersebut. Dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang memerlukan ilmu pengetahuan baru yang berbasis teknologi informasi, bioteknologi serta ilmu-ilmu multidisiplin lainnya akan menuntut perguruan tinggi untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih tinggi.
Pendidikan Tinggi pun harus disesuaikan dengan kondisi revolusi industri 5.0, maka harus ada perubahan kebijakan dan program yang terkait dengan sumber daya iptek pendidikan tinggi, kelembagaan, pembelajaran dan kemahasiswaan, serta riset dan pengembangan serta inovasi. Perguruan tinggi pun harus menjawab tantangan dari relevansi pendidikan dan pekerjaan, dimana yang dibutuhkan saat ini adalah perlu disesuaikan dengan perkembangan era dan IPTEK dengan tetap memberikan perhatian kepada aspek humanities. Pasar kerja membutuhkan kombinasi berbagai skills yang berbeda dengan yang selama ini diberikan oleh sistem pendidikan tinggi
Mutu PTS tidak Kalah Saing
Jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lebih banyak dibandingkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), di provinsj Lampung ada total 99 PTS, terdiri dari 63 PTS yang bernaung di Kemendikti-saintek dan 36 PTS bernaung di Kemenag (info dari Ketua Aptisi Lampung, kupastuntas.co tgl 5 feb 2025).
Akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri jika fenomena “Negeri minded” masih melekat kuat pada masyarakat untuk menentukan pilihan kuliahnya, tak ayal bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi sebuah ancaman dalam keberlangsungan keberadaan layanan pendidikan untuk menentukan pilihan untuk kuliah. Selanjutnya terjadilah persepsi dikotomis pandangan dan opini masyarakat memposisikan lulusan perguruan tinggi negeri (PTN) lebih unggul ketimbang perguruan tinggi swasta (PTS), faktanya saat ini hal tersebut tidaklah selalu benar. Kenyataannya bisa dilihat dari berbagai prestasi dan penghargaan juga ditorehkan sejumlah PTS. Bukan hanya itu, saat ini sejumlah PTS bahkan mampu mendapatkan akreditasi A/Unggul, termasuk pula sejumlah program studi di Perguruan Tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) maupun Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi (Lam-PT).
Harus diakui memang, kondisi nyata yang membuat masyarakat lebih percaya dan cenderung memilih PTN seperti UNILA, UIN Raden Intan, ITERA, dan PTN lainnya. Sebuah fenomena persepsi yang harus diantisipasi dikarenakan hal ini tentunya berdampak langsung bagi daya tahan PTS terutama dalam hal kegiatan pengelolaan dan pengembangannya. Sehingga pengelolaan dan pengembangan perguruan tinggi menjadi keharusan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen modern yang berbasis mutu atau kualitas.
PTS tentunya memiliki strategi yang harus direncanakan, dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik terutama difokuskan kepada proses intinya (core process), yaitu mencakup pengajaran (teaching), penelitian (research), dan pelayanan (service). Semuanya itu dimaksudkan untuk merespon perubahan global, baik berupa tuntutan cara atau skill kerja baru, perkembangan teknologi pengajaran maupun penelitian, dan ilmu yang perkembangannya sudah pada level lompatan kuantum, dan lain-lain.
Sekarang ini mutu PTS pun mampu bersaing dengan mutu PTN. Pasalnya, dalam penerimaan calon mahasiswa PTS yang tidak asal menerima mahasiswa. Beberapa PTS sudah menerapkan metode seleksi dalam menerima calon mahasiswa, baik prestasi akademik maupun non akademik
Mencermati sistem tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya PTS juga mementingkan kualitas calon mahasiswa mereka, dan harapannya mampu menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran di PTS yang memang juga berkualitas. Sebagian besar PTS yang telah melaksanakan penerimaan calon mahasiswa baru dengan seleksi ketat, tidak lain karena hal ini dipertimbangkan agar PTS mampu menghasilkan input yang bagus dalam pembelajaran di perkuliahan terkait learning outcomes.
Selanjutnya untuk meningkatkan mutu selain akreditasi yang kerap menjadi indikator di perguruan tinggi, kualitas PTS pun dapat diukur dari sejumlah variabel. Antara lain dari kemampuan akademik lulusan dan kemampuan tambahan mereka setelah menyelesaikan pendidikan di PTS. Data menunjukan jika lulusan PTS pun memiliki daya saing dengan mereka yang menuntaskan pendidikan di PTN sehingga ini yang akan membentuk persepsi publik bahwa kemampuan kedua Perguruan Tinggi tersebut tak jauh berbeda.
Selain itu, tidak terlepas dari bekal kompetensi yang diberikan PTS kepada mahasiswa mereka ketika di bangku kuliah. Bekal kompetensi tersebut biasanya disesuaikan dengan program studi dan kebutuhan industri. Misalnya, saat ini dengan perkembangan teknologi informasi yang kian maju, kebutuhan lulusan dengan skill menguasai teknologi informasi di beberapa perusahaan sangat dibutuhkan. Selanjutnya, beberapa PTS sudah melengkapinya dengan ketersediaan fasilitas dan anggaran dana bagi tiap fakultas.
PTS pun terus melakukan perbaikan-perbaikan terutama pada learning outcomes, tuntutannya harus bisa mengolah bahan 'input' yang bagus itu sedemikian rupa. Kebijakan yang mulai diterapkan salah satunya dengan mendatangkan dosen tamu dari luar negeri atau membuat program “Dual Degree”, meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris kepada mahasiswa mereka sebagai persyaratan skripsi, tesis dan disertasi, pertukaran mahasiswa dengan perguruan tinggi luar negeri dan magang diluar negeri.
Dibawah Layanan Lembaga Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) dan target pencapaian kualitas layanan PTS, akan membuat penilaian masyarakat jadi berubah dan suatu saat nanti PTS di provinsi Lampung
mampu bersaing seperti PTS di nagara-negara maju, tampil menjadi yang terbaik. Salah satu ciri dari negara maju adalah PTS-nya sangat berkualitas dan handal.
0 comments:
Post a Comment