publiklampung.com -- Pemerintah Provinsi Lampung melalui Gubernurnya menegaskan larangan keras bagi sekolah-sekolah di wilayahnya untuk memungut biaya dari siswa terkait pelaksanaan acara perpisahan. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi ekonomi masyarakat, agar tidak ada lagi beban tambahan yang harus ditanggung oleh para orang tua murid.
Dalam pernyataannya, Gubernur Lampung menyatakan bahwa kegiatan perpisahan memang boleh dilaksanakan, namun tidak seharusnya menjadi ajang pengumpulan dana yang memberatkan. Sekolah diminta fokus pada pendidikan dan pembinaan karakter, bukan pada kegiatan seremonial yang bersifat konsumtif.
Meski perpisahan merupakan momen penting dan penuh kenangan bagi siswa, pemerintah menilai bahwa acara tersebut sebaiknya dilakukan dengan sederhana. Kegiatan bisa digelar secara simbolis, tanpa membebankan pungutan kepada wali murid, dan tetap memberikan makna mendalam bagi peserta didik.
Larangan ini diberlakukan untuk semua tingkat satuan pendidikan di Provinsi Lampung, mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas, baik negeri maupun swasta yang berada di bawah naungan dinas pendidikan. Dinas terkait diminta melakukan pengawasan secara aktif untuk memastikan aturan ini dipatuhi.
Apabila ditemukan pelanggaran oleh pihak sekolah yang tetap melakukan pungutan, maka akan ada sanksi tegas. Tindakan tersebut dapat berupa pemanggilan kepala sekolah, pemberian teguran tertulis, hingga sanksi administratif lainnya sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
Pemerintah juga mengajak peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa, untuk turut mengawasi dan melaporkan jika masih ada praktik pungutan biaya perpisahan di sekolah. Jalur pengaduan telah dibuka agar penegakan aturan bisa dilakukan secara transparan dan efektif.
Kebijakan ini disambut positif oleh banyak pihak. Para orang tua menyampaikan rasa lega karena tidak perlu lagi terbebani dengan biaya yang sering kali tidak sedikit. Pemerintah berharap perpisahan sekolah tetap dapat dilaksanakan secara bermartabat dan penuh kebersamaan, tanpa harus mengorbankan kemampuan ekonomi keluarga.
0 comments:
Post a Comment